Sejarah Mahasiswa Ahlith Thoriqoh al-Mu'tabaroh an-Nahdliyyah (MATAN)

Sejarah MATAN

Fenomena radikalisme dan positivisme di kalangan mahasiswa melahirkan pola pergerakan mahasiswa yang eksklusif dan pragmatis. Pola pergerakan mahasiswa demikian telah menjadi keprihatinan banyak kalangan. Karena sejarah mencatat bahwa pergerakan mahasiswa di tanah air telah menorehkan “tinta emas” saat perjuangan kemerdekaan hingga gerakan reformasi. Melalui pergerakan mahasiswa sebagai elemen pemuda telah ikut mempersembahkan kemerdekaan bangsa ini dari segala bentuk penjajahan.

Lahirnya era reformasi melahirkan gerakan demokrasi begitu kuat di tengah masyarakat. Atas nama demokrasi masyarakat dapat mengekspresikan gagasan dan pendapatnya secara bebas, sehingga dalam tataran tertentu membatasi “kebebasan” tanpa batas. Kebebasan yang tidak hanya merampas hak orang lain, tetapi bertentangan dengan nilai-nilai luhur yang ada di tengah masyarakat yang bertentangan dengan ideologi bangsa yang mengancam eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Eforia “kebebasan” tersebut telah membangkitkan kesadaran kembali dan semangat memperjuangkan demokrasi Pancasila yang menolak radikalisme dan positivisme. Di mana nilai-nilai luhur bangsa, saling menghormati, toleransi ( tasamuh ), moderat ( tawasuth ) dan prinsip keseimbangan ( i'tidal ) yang telah mengakar dan membudaya di tengah masyarakat Indonesia sejak leluhur bangsa ini, harus terus ditumbuh-suburkan di kalangan anak bangsa ini.

Adalah para pengamal thoriqoh (masyayikh dan para murid thoriqoh) di antara yang memberikan perhatian serius terhadap fenomena tersebut di atas. Mereka merasa prihatin terhadap gejala gejala radikalisme, pragmatisme dan positivisme yang belakangan berkembang di masyarakat, terutama di kalangan mahasiswa. Karena sangat disadari betul oleh para pengamal thoriqoh bahwa mahasiswa adalah generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan kepemimpinan bangsa ini. Bagi para pengamal thoriqoh, mahasiswa adalah aset bangsa yang harus dibina dan dijaga dari segala bentuk yang dapat merusak kepribadian dan akhlak mereka.

In konteks ini, gagasan untuk melakukan pembinaan terhadap mahasiswa menjadi sebuah keniscayaan bagi lahirnya generasi penerus bangsa yang memiliki ketinggian intelektual dan
kedalaman spiritual. Dua unsur yang menjadi syarat bagi calon pemimpin bangsa ini.

Sekilas tentang MATAN

Sikap di atas, bahwa fenomena gerakan mahasiswa yang radikal dan pragmatis di beberapa perguruan tinggi telah menjadi keprihatinan masyarakat yang peduli terhadap moralitas bangsa, terutama kalangan thoriqoh.

Gagasan awal MATAN bermula dari diskusi kecil di sore hari tanggal 2 Agustus 2009 Pukul 15.30–17.00 di emperan dalem Habib Luthfi bin Ali Bin Yahya Pekalongan, antara DR. H. Hamdani Mu 'in, M.Ag dengan KH. Dimyati Rois (Mustasyar PBNU Periode 2010-2015 dan Pengasuh Pesantren al-Fadlu Kaliwungu), bersama beberapa mahasiswa; Abdul Rosyid, M. Mahfudz, Syariful Anam, Asep Syaiful Zulfikar, M.Ridlo, Kholid Abdillah, Nurul Mu'amar, Dedi Rosadi, Ubaidillah dan Riyadli Muhlisin. Saat itu diskusi tentang keprihatinan terhadap fenomena radikalisme dan pragmatisme di kalangan mahasiswa.

Mbah Dimyati Rois pun sangat memberikan apresiasi dan dukungan atas visi pergerakan spiritualitas dan intelektualitas di kalangan mahasiswa yang diwacanakan oleh mereka. Diskusi intensif pun berkelanjutan bersama Habib Luthfi, Rois 'Am JATMAN, di dalem beliau, tepatnya Pukul 21.00–22.30. Sungguh luar biasa, gagasan dan visi pergerakan mahasiswa menyambut beliau dengan penuh apresiatif. Bahkan setelah mendengar deskripsi tentang fenomena pergerakan mahasiswa yang cenderung radikal dan pragmatis, dengan spontan, Habib Luthfi mengatakan, “Kita dirikan MATAN!” Ditanya oleh Kang Hamdani “Apa MATAN itu Mbah?” Beliau menjawab, “MATAN itu singkatan dari Mahasiswa Ahlit Thoriqoh al-Mu‟ tabaroh an-Nahdliyyah. ” Serentak para tamu yang hadirpun, khususnya Hamdani cs mengamini dan mengucapkan syukur dan gembira atas penamaan “MATAN” tersebut.Subhanallah , sungguh sangat mulia dan besar harapan beliau dari MATAN. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kader-kader MATAN untuk dapat merealisasikan cita-cita mulia beliau, amin. Dan selanjutnya beliau memberikan arahan dan do'a kepada Hamdani cs agar diberikan kekuatan oleh Allah SWT dengan mengijazahkan Ayat Kursi dan mensarankan untuk ziarah ke makam-makam Auliya .

Sebenarnya jauh sebelum kelahiran MATAN, pada tahun 2000 Rois 'Am Maulana Habib Luthfi sudah berkeinginan untuk mengorganisir kelompok pemuda berthoriqoh, dan hal ini baru dapat terealisasi pada periode ke-3 kepemimpinan beliau sebagai Rois Am di JATMAN tepatnya pada Muktamar ke XI di Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Gagasan dibentuknya MATAN dimulai setelah diskusi dengan Habib Luthfi dan KH. Dimyati Rois di atas, tepatnya dimulai sejak Agustus 2009 di Pondok Pesantren al-Ibrahimiyyah Kranggan III Kaliwungu Kendal Jawa Tengah, pesantren asuhan Hamdani Mu'in. Menerapkan SOP-JUKNIS MATAN hingga kepanitiaan deklarasi MATAN. Ada beberapa tokoh yang juga ikut mendampingi dan membantu dalam proses kelahiran MATAN. Beliau adalah Drs. KH. Chabib Thoha, MA (Mudir 'Am JATMAN periode 2010–2012) dan Drs. KH. Muhammad Masroni (Sekjen JATMAN) Untuk mendapat dukungan dan do'a dari para masyayikh, maka dilakukan sosialisasi MATAN melalui sowan-sowan ke beberapa masyayikh, seperti ke Mbah KH. Sahal Mahfudz, KH. Musthofa Bisri (Gus Mus), Mbah KH. Maemun Zubaer. Di samping itu, sosialisasi MATAN dilakukan ke pejabat pemerintahan, seperti Mendiknas Prof. Muhammad Nuh, Menag H. Maftuh Basuni, Menhut MS Ka‟ban dan Pangdam IV Dioponegoro.

Namun seiring waktu, atas arahan dan masukan dari Habib Luthfi bin Yahya, deklarasi MATAN akhirnya dilakukan bersamaan dengan Muktamar XI JATMAN di Pondok Pesantren al-Munawariyyah Bululawang Malang Jawa Timur pada tanggal 10–14 Januari 2012 M / 16–20 Shafar 1433 H. Muktamar XI mensepakati lahirnya MATAN sebagai Badan Lajnah Mustaqilah dari JATMAN. Dan tepatnya pada acara penutupan Muktamar XI tersebut Rois 'Am JATMAN Habib Luthfi mendeklarasikan MATAN.

Mundurnya pendeklarasian MATAN atas pertimbangan strategis dan harapan Habib Luthfi yang menghendaki agar MATAN lahir atas dasar niat suci, ikhlas dan niat berjuang, bukan karena nafsu nafsu atau hanya eforia semata. Subhanallah , ternyata tarbiyah beliau yang luar biasa kepada mereka yang diamanati untuk mengawal MATAN.

Kader-kader MATAN, majulah dan bergeraklah dengan satu tujuan, satu orientasi dan satu kata:

لا إله إلا الله dan Ø¥Ù„هي أنت مقصودي ورضاك مطلوبي

Semoga Allah SWT memberikan kekuatan lahir batin kepada semua kader-kader MATAN dengan membawa panji-panji “KALIMAT THOYYIBAH” untuk mendapatkan Ridlo Allah SWT dan demi Kejayaan NKRI, amin. Salam pergerakan buat semua Ikhwan Ahlith Thoriqoh, semoga Allah SWT, Rasulullah SAW dan Para Auliya membimbing kita, amin…


Sumber: SOP dan JUKNIS MATAN (jatman.or.id)

Tag Terpopuler

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top